Pantun
Menulislah diatas meja
Janganlah menangis karena cinta
Menangislah karena dosa
Karung hilang dikasih semen
Ditinggal ayam satu kabur
Gimana ente dibilang cemen
Dikasih cendol malah kabur
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat sobat tersayang
Gimana hati kagak bimbang
Kepala botak minta dikepang
Gimana hati kagak bimbang
Kepala botak minta dikepang
Burung perkutut
Burung kutilang
Kamu kentut
Gak bilang bilang
Seorang anak bernyanyi ria
Sambil bernyanyi menari pula
Siapa yang tidak bakal tertawa
Disangka waras ternyata gila
Bersembunyi di bawah papan
Orang bijak pasti pikirkan
Hari ini dan masa depan
Meludah lagi kalau tak nyaman
Wahai pejabat serta pengusaha
Bantulah kami para seniman
Sambil bernyanyi menari pula
Siapa yang tidak bakal tertawa
Disangka waras ternyata gila
Limau purut di tepi rawaAnak cecak mencari makan
Buah diranting belum masak
Sakit perut sebab tertawa
Melihat kucing duduk berbedak
Bersembunyi di bawah papan
Orang bijak pasti pikirkan
Hari ini dan masa depan
Pohon kurma sebesar pahaBuah kelat waktu dirasa
Pohon Kemiri tidak berduri
Mari bersama kita berusaha
Membangun seni negeri sendiri
Meludah lagi kalau tak nyaman
Wahai pejabat serta pengusaha
Bantulah kami para seniman
Mari menyanyi sambil menariTerbang rendah burung peragam
Suara dua tinggi dan rendah
Budaya negeri tetap lestari
Negeri kita semakin indah
Dari huma terbang ke hutan
Budaya daerah beraneka ragam
Mari bersama kita lestarikan
Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju
Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.
Banyak sayur dijual di pasarAnak ayam turun sepuluh
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
Beribu-ribu pohon beringinBuah salak baru dipetik
hanya satu si pohon randu
saat malam terasa dingin
hanya wajahmu yang aku rindu
Buah dukuh buah delima
Ada banyak wanita cantik
Cuma kamu yg aku cinta
Walau banyak bunga di tamanTinggi-tinggi burung merbuk
Bunga mawar masih dikenang
Walau banyak kupunya teman
Dalam hatiku dinda seorang
Terbang melayang ke tanah rata
Hati teringat mulut menyebut
Wajah terbayang di depan mata
Hujan basah habis pun basahMembawa peti dari malaka
Duduk sendiri tidak mengapa
Sudah lama kita berpisah
Baru kini kita berjumpa
Berisi pakaian si anak raja
Kalau hati sudah merasa suka
Semua keadaan indah di mata
Ada budak membuang dedakAda harta tidak terjaga
Penuh setimba di celah batu
Berdua tidak, bertiga pun tidak
Kekasih hamba hanyalah satu
Ada peti tidak terkunci
Bahana cinta anak remaja
Sekejap kasih sekejap benci
Tidak ada yang seindah mentariSatu hati dua insan
Saat dia terbit di pagi hari
Melihat dirimu bagai bidadari
Yang turun dari truk pasir
Kini menjadi satu dalam impian
Biarkan semua punya gagasan
Yang penting saling perduli
Berjalan satu demi satuCinta datang tak berwaktu
Berombak fajar kian lampau
Bila hati kau sedang pilu
Silahkan kecup keningku
Perasaan senang tak menentu
Semua hadir tanpa permisi
Untuk mencoba mengisi ruang dihati
Cari paku dalam keranjang..Kasih dengarlah hatiku berbicara
Dapat tujuh hilang semblan??
Dari dulu ampe sekarang..
Hanya kamu yang aku sayang.
Inginku bercanda tawa
Ku cinta kau tiada tara
Dengan kau untuk selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar